Sabtu, 29 September 2012
Belajar Teknik Dasar Fotografi
Kalau kita belajar matematika, kita akan memulai dengan 4 dasar yaitu, +,
dasar mengatur cahaya yang masuk ke sensor ataupun lebih dikenal dengan three gateway of light, three methodology,
dll. Ketiga hal itu adalah Shuter
yang masuk melewati kedalam ruangan semakin banyak daripada pintu yang dibuka dengan ke
Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di
• Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus)
detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat
tulisan seperti ini: 30’’
• Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini:
1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang
lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat;
• Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan
kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman
dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau
menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
• Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih
kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan
shutter speed 1/30 det.
• Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa di
membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat
shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode
Shutter Priority dan set shutter speed di
tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
M r.YucheYahyaSukaca, ita Speed,Aperture, dan ISOSpeed (Sensitivitas Sensor terhadap cahaya)
Shute Semakin lambat tirainya bergerak, semakin ban
cahaya yang masuk ke sensor
tinggi bisa menangkap object yang bergerak cepat
dengan
sedangkan shutter speed yang lambat, bisa merekam
gambar dengan lambat, sedangkan benda yang
bergerak bisa kelihatan motion
pemahaman cahaya yang masuk melewati kecepatan
shutter, kita bisa memakai analogi
jendela. Ketika kita menekan tombol shutter, pintu
jendela ini akan membuka, dan menutup kembali.
Ketika pintu jendelanya dibuka secara lambat, cahaya
utter 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya
,M .Pd +,-,x,/, di photography, kita memulai dengan 3
erSpeed adalah kecepatan tirai penutup sensor.
sensor. Shutter speed yang
jelas, misalnya mobil yang bergerak,
motion-nya . Untuk
jendela dan pintu
kecepatan tinggi.
kamera:
besar dari panjang lensa kita. Jadi
dicapai untuk
1
,banyak
. capai
Slow ShuterSpeed
Slow speed juga bisa menimbulkan kesan dinamis pada foto kita . Seperti pada foto air dibawah . Foto ini aga tricky
karena diambil pada siang hari dimana masih banyak cahaya . Triknya adalah kita mengurangi
sensor dengan memasangkan sebuah atau beberapa (stack) filter ND ( Neutral Density ) . Filter ini akan mengurangi
cahaya bberapa kali dari semula ( tergantung level filter ND ) sehingga kondisi banyak cahaya pun akan tampak seperti
malam .
HighShuterSpeed
Teknis dengan menggunakan shutter
(nilai besar
cahaya , shutter dibuka lebiiih lama agar kamera dapat
mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan
gambar yg kita inginkan . Jika kita memotret suatu scene
dengan beberapa obyek yang
menghasilkan sebuah efek baru yang keren .
Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan
efek “jalur cahaya” / lightrail . Lampu dari mobil2 yang
berseliweran direkam dalam sensor .
Ini teknik menghasilkan foto dengan kecepatan shutter yang tinggi (nilai rendah) .
Kalau yang ini tidak perlu tripod . Cukup dipeg
dihasilkan dijamin tokcer . Teknik ini berguna untuk menangkap sebuah momen yang
terjadi . Memberhentikannya tepat di posisi yang kita inginkan . Biasanya digunakan
untuk sport ,satwa .
speed yang rendah
besar) . Biasa digunakan pada kondisi kurang
bergerak , akan
cahaya yang masuk ke
dipegang manual oleh kita dan foto yang
2
) ang
Aperture adalah lubang cahaya yang masuk ke sensor. Ukuran aperture ditentukan oleh sebuah alat yang bernama
diaphragm. Cahaya yang masuk masuk dari lens, bergerak melewati aperture sebelum masuk ke sensor. Fungsi
sebenarnya ukuran besar kecilnya aperture adalah untuk mengatur kedal
mempunyai ketajaman yang lebih dalam sedangkan aperture yang besar memiliki kedalaman yang tidak dalam, sehingga
object yang berada diluar dari kedalamanan akan kelihatan kabur. Bagaikan mainan laser, semakin keci
laser, maka semakin jauh laser bisa memantulkan cahaya, dan semakin lebar lubang cahaya, maka semakin tidak jauh
laser bisa memantulkan cahayanya. Kita bisa mengunakan kembali analogi jendela dan pintu jendela diatas untuk
pemahaman pengaturan cahaya lewat aperture. Kalau kecepatan pintu jendela membuka dan menutup kembali itu
adalah shutter speed, maka jendela itu sendiri adalah aperture karena cahaya memasuki sensor lewat jendela itu.
Semakin lebarnya jendela maka otomatis cahaya yang masu
Satu hal yang akan selalu membingungkan pemula adalah besar aperture b
sebaliknya. misalnya f 2.8 adalah aperture besar sedangkan f22 adalah aperture kecil.
ApertureBesar(f/5.6)
DepthofField
aperture sebesar mungkin, misal f/2.8
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun
sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.
Memahami ISO Speed
ISO Speed adalah sensitivitas sensor te
cahaya dengan lebih cepat, namun semakin tinggi ISO, akan menimbulkan noise. Noise membua
jernih.
ya ran masuk lebih banyak dan begitu juga sebaliknya.
A
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam
foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto
(dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat
dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian
obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/
tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil,
misalkan f-22 (makin kecil
foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan
– lihat contoh foto dibawah.
terhadap cahaya. Penggunaan ISO yang
kedalaman ketajaman gambar. Aperture yang kecil
kecil lubang cahaya
k bukan ditentukan besar f number,
ApertureKecil(f32)
aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh
rhadap tinggi bisa membantu sensor me
membuat gambar kelihatan tidak
3
aman l ukan tapi
tajam
merespon
t
4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar